Ramadhan tinggal beberapa hari kita jalani. Kita boleh senang karena sebentar lagi Idul Fitri, namun kita juga pantas bersedih karena Ramadhan akan segera meninggalkan kita. Semoga kita dapat bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Duh miris rasanya bila mengingat usia yang terus merangkak sementara ‘bekal’ belum cukup untuk menyambut Sang Khalik. Nah, mumpung Ramadhan masih tersisa beberapa hari, ayo pergiat ibadah dan amalan lainnya. Sungguh bahagianya bila kita dapat menuntaskan masa sebulan yang penuh berkah ini dengan menunaikan kewajiban2 kita. Adalah hal yang wajar bila seluruh umat mengharap dapat menjelang hari yang fitri dengan hati yang suci dan bergembira menyambut hari kemenangan ini. Di kalangan masyarakat Indonesia, Hari Raya Idul Fitri dapat dikatakan puncak seluruh kegiatan selama satu tahun. Mereka bekerja dan menabung untuk dapat dinikmati pada saat Hari Raya Idul Fitri tiba.
Dari sisi ekonomis lainnya, banyak warga masyarakat yg mendapat tambahan secara finansial menjelang hari raya (baca THR). Bagi para pekerja sudah membayangkan Tunjangan Hari Raya (THR) yang akan diterima. Dan, bagi pemberi kerja sudah sewajarnya untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR).
Bagi masyarakat Indonesia, tidak sedikit yang menjadikan Hari Raya sebagai acara kumpul bareng dengan keluarga (silaturrahim), tidak jarang yg dibela-belain mudik dari luar kota/pulau.
Kawan, bila kita kaji lebih dalam Idul Fitri itu sendiri pada hakikatnya adalah meraih kemenangan hakiki.
Fitri berarti fitrah atau suci. Sesuai dengan arti kata itu, kaum muslimin pada hari Idul Fitri merayakan kemenangannya karena mereka telah berhasil membersihkan / mensucikan jiwanya dari kotoran dan nafsu dunia dan kembali kepada fitrahnya yang suci.
Mayoritas umat Islam mengartikan Idul Fitri dengan arti “kembali menjadi suci “, pendapat ini didasari oleh sebuah hadits Rasullullah SAW yaitu :
“Barang siapa yang melaksanakan ibadah shaum selama satu bulan dengan penuh keimanan kepada Allah SWT maka apabila ia memasuki Idul Fitri ia akan kembali menjadi Fithrah seperti bayi (Tiflul) dalam rahim ibunya.” (HR Bukhari)
Sudah menjadi kebiasan umat muslim di Indonesia bahwa pada Hari Raya Idul Fitri kita saling mengunjungi satu sama lain dan saling memaafkan. Hal inilah yang menjadikan ikatan persaudaraan semakin kuat.
Apabila kita kupas lebih dalam, Idul Fitri kita mengajarkan kita dua hal yaitu hubungan terhadap Sang Khalik, begitu juga hubungan dengan sesama umat manusia.
Takbir, Tahlil, dan Tahmid yang kita kumandangkan merupakan bentuk menguatkan hubungan kita terhadap Sang Khalik. Kita memperbanyak zikir dan sebagai puncaknya kita mengerjakan shalat Idul Fitri.
Adapun terhadap sesama ditunjukkan dengan pemberian zakat fitrah dari mereka yang mampu kepada anak yatim dan fakir miskin. Inilah bentuk mempererat hubungan antarsesama umat manusia.
Nah, dengan sisa Ramadhan kali ini mari kita jadikan Ramadhan sebagai bulan pelatihan yang harus benar-benar kita manfaatkan sebaik-baiknya. Kita semua berharap, puasa Ramadhan ini akan membawa kita menuju derajat taqwa. Karena kita tidak tahu apakah umur kita bisa mencapai Ramadhan yang akan datang.
Kawan, marilah bersama-sama memohon kepada ALLAH agar ALLAH memberikan kekuatan dan bimbingan pada kita dan seluruh kaum muslimin untuk tetap konsisten dalam beramal serta dapat melanjutkan amalan yang selama Ramadhan ini telah berusaha kita giatkan, hingga amalan tersebut tidak usai bersamaan dengan usainya bulan Ramadhan. …. Amien.
salam
Dari sisi ekonomis lainnya, banyak warga masyarakat yg mendapat tambahan secara finansial menjelang hari raya (baca THR). Bagi para pekerja sudah membayangkan Tunjangan Hari Raya (THR) yang akan diterima. Dan, bagi pemberi kerja sudah sewajarnya untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR).
Sekedar kiat dlm mengelola THRKembali ke topik semula…
Begitu nrima THR utamanya sisihkan untuk membayar zakat. Selanjutnya segera lunasi hutang2 Bayar semua kewajiban (misalnya pembantu atau sopir) jangan lupa plus bonusnya. Sisihkan pula untuk biaya hidup selanjutnya, ‘kan masih ada hari esok. Jangan sampai sehabis Hari Raya Idul Fitri nafas tinggal sepenggal…mana gajian masih lama lagi!
Setelah semua biaya dan kewajiban keluar, sisanya baru deh buat belanja dan ongkos mudik… atau sekadar kasih angpaw buat bagi2 nanti di kampung. (Beruntungnya saya yg kedatangan para pemudik ya… )
Jadi intinya, pengeluaran harus lebih kecil dari pemasukan agar tidak jadi pailit alias utang melilit…!!.
Sudah ya tak perlu saya panjang lebarkan mengenai THR (kasian yg ngga dpt.. ). Jangan sampai Ramadhan kita yg tinggal sebentar ini terlupakan hanya krn sibuk mengurus THR.
Bagi masyarakat Indonesia, tidak sedikit yang menjadikan Hari Raya sebagai acara kumpul bareng dengan keluarga (silaturrahim), tidak jarang yg dibela-belain mudik dari luar kota/pulau.
Kawan, bila kita kaji lebih dalam Idul Fitri itu sendiri pada hakikatnya adalah meraih kemenangan hakiki.
Fitri berarti fitrah atau suci. Sesuai dengan arti kata itu, kaum muslimin pada hari Idul Fitri merayakan kemenangannya karena mereka telah berhasil membersihkan / mensucikan jiwanya dari kotoran dan nafsu dunia dan kembali kepada fitrahnya yang suci.
Mayoritas umat Islam mengartikan Idul Fitri dengan arti “kembali menjadi suci “, pendapat ini didasari oleh sebuah hadits Rasullullah SAW yaitu :
“Barang siapa yang melaksanakan ibadah shaum selama satu bulan dengan penuh keimanan kepada Allah SWT maka apabila ia memasuki Idul Fitri ia akan kembali menjadi Fithrah seperti bayi (Tiflul) dalam rahim ibunya.” (HR Bukhari)
Sudah menjadi kebiasan umat muslim di Indonesia bahwa pada Hari Raya Idul Fitri kita saling mengunjungi satu sama lain dan saling memaafkan. Hal inilah yang menjadikan ikatan persaudaraan semakin kuat.
Apabila kita kupas lebih dalam, Idul Fitri kita mengajarkan kita dua hal yaitu hubungan terhadap Sang Khalik, begitu juga hubungan dengan sesama umat manusia.
Takbir, Tahlil, dan Tahmid yang kita kumandangkan merupakan bentuk menguatkan hubungan kita terhadap Sang Khalik. Kita memperbanyak zikir dan sebagai puncaknya kita mengerjakan shalat Idul Fitri.
Adapun terhadap sesama ditunjukkan dengan pemberian zakat fitrah dari mereka yang mampu kepada anak yatim dan fakir miskin. Inilah bentuk mempererat hubungan antarsesama umat manusia.
Nah, dengan sisa Ramadhan kali ini mari kita jadikan Ramadhan sebagai bulan pelatihan yang harus benar-benar kita manfaatkan sebaik-baiknya. Kita semua berharap, puasa Ramadhan ini akan membawa kita menuju derajat taqwa. Karena kita tidak tahu apakah umur kita bisa mencapai Ramadhan yang akan datang.
Kawan, marilah bersama-sama memohon kepada ALLAH agar ALLAH memberikan kekuatan dan bimbingan pada kita dan seluruh kaum muslimin untuk tetap konsisten dalam beramal serta dapat melanjutkan amalan yang selama Ramadhan ini telah berusaha kita giatkan, hingga amalan tersebut tidak usai bersamaan dengan usainya bulan Ramadhan. …. Amien.
salam
minal aidin wal faidin yaa
ReplyDeletesalam kenal :D
ReplyDeletebagus banget infonya, kunjungi juga download ebook gratis y :)
ReplyDeletehappy ied
ReplyDeletesalam kenal dan salam blogger mas :)
blogwalking b-(
ReplyDeleteditunggu posting-posting selanjutnya.
ReplyDelete