Perkembangan
seni sangat dipengaruhi oleh pandangan manusia yang dinamis dalam konsep,
proses dan keahlian yang beraneka ragam. Setiap masyarakat di wilayah Nusantara
memiliki filosofi, pandangan hidup atau cara pandang tentang makna hidup akan
mempengaruhi bentuk karya yang mereka ciptakan. Sehingga seni kriya yang
dihasilkan oleh daerah-daerah di wilayah Nusantara memiliki keunikan gagasan
yang beraneka ragam. Keunikan gagasan tersebut melahirkan jenis-jenis kriya
yang muncul di Wilayah Nusantara. Secara garis besar kriya Nusantara terbagi
menjadi dua kelompok, kriya seni dan kriya terapan.
Kriya
seni adalah kriya yang diciptakan mutlak untuk kebutuhan seni (keindahannya
saja yang dinikmati). Sedangkan kriya terapan adalah
kriya yang diciptakan selain untuk kebutuhan keindahan juga untuk digunakan
sebagai sarana dalam kegiatan sehari-hari. Kriya seni lebih bersifat modern,
sedangkan kriya terapan lebih tradisional.
Sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat Nusantara yang beraneka ragam,
maka teknik yang digunakan juga memiliki keunikan masing-masing. Beberapa
contoh keunikan teknik dalam menciptakan kriya Nusantara antara lain:
1. Teknik
Ukir : kriya yang dibuat dengan cara mencekungkan dan mencembungkan bahan, biasanya dari bahan kayu.
2. Teknik
anyam: menyusun bahan berupa pita secara tumpang tindih (susup menyusup)
sehingga memmbentuk motif tertentu.
3.
Teknik
Tenun: menganyam bahan yang berbentuk tali/benang.
4.
Teknik
cor: dengan cara mencetak bahan yang bersifat cair.
5. Teknik
batik: menggambar di atas kain dengan alat canting bertinta lilin cair,
kemudian diwarnai dengan cara mencelupkannya ke dalam cairan pewarna.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, mohon tidak menuliskan SARA